jam gadget animation

A

Selasa, 24 Juni 2014

Kumpulan Makalah Sistem Ekskresi

SISTEM EKSKRESI


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang SYSTEM EKSKRESI. Dan harapan kami semoga makalah ini bisa  bermanfaat.
            Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!

Wassalamualaikum Wr.Wb












BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, ga, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
B.     Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi tentang sistem ekskresi pada manusia dan hewan.
C.      Rumusan Masalah
  1. Apa saja alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme?
  2. Apa saja alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan bagaimana caranya?



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
1.  Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal.
a)     Struktur ginjal
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis). Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah and berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sbelah kanan. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang terusun dari kapsul Bowman. Tubulus-tubulus pengumpul, dan lengkung Henle yang terdapat bagian medula. Pada sebuah ginjal manusia terdapat kurang lebih 1 juta nefron. Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus didalam cekungan kapsulnya. Glomerulus merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul Bowman sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul Bowman yang berdinding rangkap. Pembuluh darah arteri yang bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola yang disebut arteriola aferen. Arteriola aferen bercabang-cabang menjadi kapiler glomerulus. Kapiler glomerulus bersatu kembali menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler glomerulus kemudian bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava inferior.
b)     Proses pembentukan urin
  • Filtrasi (penyaringan)
Firltrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding terluar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dan dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses filtrasinya adalah ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsil Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Komposisi urin primer dapat dilihat pada tabel berikut:
Molekul
Kadar per Gram
Air
900
Protein
0
Glukosa
1
Asam Amino
0.5
Urea
0.3
Ion Anorganik
7.2
Tabel 1 Komposisi Utama Urin Primer
  • Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang diabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HC)3-, HBO42- dan sebagian urea. Reabsporsi terjadi secara transpor aktif dan pasif. Glukosa dan asam amino diabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3-, dan H2O terjadi ditubulus kontortus distal.
  • Argumentasi
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis realis. Dari pelvis renalis mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin (Thibodeau et al. 1999; Padila et al. 2005).
c)     Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal.
d)     Dialisis darah
Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal buatan berdasarkan proses dialisis. Proses dialisis adalah metode untuk memisahkan molekul berdasarkan ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal yang membersihkan darah melalui cara difusi sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi larutan yang komposisinya seperti plasma darah. Larutan ini berada pada satu sisi pipa saja yang dibatasi oleh membran berpori. Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan sisa metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah memenuhi pipa, pipa metabolisme mengalami difusi kedalam larutan yang tersedia dalam pipa tersebut. Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang pipa mesin dan arteri tubuh, darah pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Selama dianalisis, darah pasien diberi heparin (agen anti penggumpalan/antikoagulan). Alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal kronis adalah dengan pencangkokan ginjal baru. Secara teknis, operasi cangkok ginjal cukup sederhana. Ginjal yang rusak diangkat terlebih dahulu kemudian ginjal donor ditempatkan di dalam rongga perut bagian bawah, arteri dan vena disambungkan pada arteri dan vena masing-masing. Kemudian ureter dihubungkan dengan kantong kemih (vesika urinaria).
Masalah utama pada pencangkokan ginjal adalah penolakan oleh sistem imun. Sistem imun resipen akan mengenali ginjal cangkokan itu sebagai “benda asing” dan kemudian merusaknya. Berbagai obat yang ditemukan cukup efektif untuk menekan mekanisme imun tubuh tersebut. Ginjal hasil cangkokan tetap berfungsi bertahun-tahun. Penolakan sistem imun dan diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor yang kembar identik dengan resipien. Pada transplantasi antar kembar identik, tidak diperlukan obat-obatan imunosupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama (Padilla et al. 2005).
 2.  Paru-Paru
Ekskret paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%) berkaitan dengan hemoglobin (20%) dan dalam bentuk ion HCO3- (70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut:
a)     Darah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan.
b)     Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama HO2 yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
3.  Hati
Hati (lepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7.6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
4.  Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan, makanan, kondisi kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis.
a)     Epidermis (kulit ari)
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal misalnya pada telapak tangan, ujung jari dan telapak kaki, memiliki lima lapis epidermis, yaitu stratum basal, stratum korneum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granusolum merupakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan stratum korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
b)     Dermis (Kulit jangat atau korium)
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar, rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat juga kelenjar keringat (gandula sudorefera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak pada akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
B.     Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sia-sisa yang harus dieksresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa metabolisme.
1.  Sistem Ekskresi Pada Invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
a)     Sistem Ekskresi Protozoa
Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran secara sel difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
b)     Sistem Ekskresi Coelentrata dan Porifera
Pada coelentrata dan porifera, pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu epidermis ke lingkungan yang hidupnya yang berair.
c)      Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api. Disebut sel api karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius.
2.     Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.
a)     Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghbungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka. Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan dengan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk itu mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum. Tubuhya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara secara berlebihan. Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan volume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.
b)     Sistem Ekskresi Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah. Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.










Macam Penyakit Pada Sistem Ekskresi
A. PENYAKIT YANG MENYERANG GINJAL
1. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH ( Anti Diuretic Hormone ) yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat menjadi 30 kali lipat.
2. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit ini disebut juga kencing manis. Kadar gula dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
3. Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, dan kantong kemih. Batu ginjal terbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut dapat menimbulkan hidronefosis ( membesarnya ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar ) hal itu akibat penyempitan aliranginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit ini disebabkan karena kondisi yang mengganggu fungsi ginjal. Penyakit ini terbagi menjadi 2 yaitu penyakit ginjal semestara dan tetap. Penderita penyakit ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah. Sedangkan penderita penyakit ginjal tetap dapat ditong dengan cangkok ginjal.
5. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi karena infeksi bakteri penyakit pada nefron. Bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa darah ke ginjal. Karena infeksi ini nefron mengalami peradangan sehingga protein dan sel – sel darah yang masuk bersama urine primer tidak dapat disaring dan keluar bersama urine. Selain itu, nefritis dapat menyebabkan uremia, yaitu ureum yang masuk dalam darah melebihi kadar normal. Terdapatnya ureum di dalam darah dapat menyebabkan penyerapan air terganggu, selanjutnya air akan menumpuk di kaki atau organ tubuh yang lain. Selain itu, nefritis dapat diakibatkan karena suatu reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal. Tanda-tanda dari nefritis adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di dalam air kemih) dan kerusakan fungsi hati, yang tergantung kepada jenis, lokasi dan beratnya reaksi kekebalan.
6. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. Cara mencegahnya dengan cara pengendalian kadar gula darah dan mengurangi derajat albuminuria dengan pemberian diuretik dosis kecil dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg berat badan per hari).

B. PENYAKIT YANG MENYERANG KULIT
1. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak. Penyakit tersebut umumnya dialami anak-anak masa remaja. Jerawat biasanya menyerang bagian wajah, dada atas, dan punggung. Pemijitan jerawat secara tidak benar perlu kamu hindari, sebab hal tersebut dapat menyebabkan infeksi. Cara pencegahan timbulnya jerawat yang paling mudah yaitu makan makanan yang seimbang, cukup tidur dan, olah raga, serta rajin menjaga kebersihan kulit.
2. Biang keringat
Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang keringat terja dikarena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
3. Skabies
Penyakit skabies disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain. Penularannya dengan 2 cara kontak langsung dan kontak tak langsung. Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinal yaitu pruritus nocturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan dan menemukan tungau. Ujud kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu ditemukannya papul, vesikelerosi, ekskoriasi, krusta dan lain-lain.
4. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit tersebut. menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik. Mengobatinya dengan cara menempelkan segenggam daun lamtoro (petai cina), kapur sirih, dan garam pada kulit yang terkena eksim. Lakukan selama seminggu atau obati dengan tembakau ranau yang direndam dalam satu gelas air hangat, kemudian peras dan ambil sarinya. Bersihkan eksim dan olesilah dengan sari ramuan tersebut 3 kali sehari.
5. Biduran
Udara dingin kadang bisa menyebabkan kulit kita menjadi gatal dan timbul bengkak-bengkak dengan bentuk yang tidak teratur. Biduran dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas. Biasanya biduran disebabkan karena alergi terhadap bahan kimia, makanan, atau obat-obatan. Penyakit ini dapat dicegah dengan tidak mengkonsumsi sesuatu yang menyebabkan biduran. Untuk megatasinya, ambillah batu bata merah yang sudah ditumbuk sebanyak 1 gelas. Batu bata merah digoreng tanpa minyak, taruh dalam kain bekas, lalu oles-oleskan pada bagian yang biduran. Anda akan merasakan hangat-hangat dan tidak lama kemudian biduran akan segera sembuh dan tidak gatal lagi.
6. Kanker kulit
Dari semua jenis kanker, kanker kulit adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai. Paparan terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat memicu timbulnya kanker kulit. Penyakit ini lebih sering menyerang orang dengan kulit berwarna terang yang lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabir surya atau membatasi lamanya kulit terpapar sinar matahari.
C. PENYAKIT YANG MENYERANG PARU PARU
1. TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya .Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
2. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan. Pencegahnnya dengan cara selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
3. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.  Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
4. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
5. Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru.
6. Pleuritis
Pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran itu.
D. PENYAKIT YANG MENYERANG HATI
1. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Pencegahannya adalah dengan vaksinassi. Pengobatannya melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis.
2. Penyakit kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga  masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
3. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
4. Kanker hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
5. Koletasis dan jaundice
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.
6. Perlemakan hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).







BAB III
KESIMPULAN
            Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi.
1.  Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuh manusia mempunyai bberapa sistem ekskresi, diantaranya:
a)     Ginjal
Ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume larutan dan emosi. Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis, batu ginjal, albuminuria, glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus, diabetes insipidus.
b)     Paru-paru
Ekskresi dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%), berkaitan dengan haemoglobin (20%) dan dalam bentuk ion HCO3- (70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
c)      Hati
Hati (lepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairah kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7.6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
d)     Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar 0.01 cm hingga 0.5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis.
2.  Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme. Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri. Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain.











DAFTAR PUSTAKA
 Pratiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jilid ke-2. Erlangga, Jakarta.
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Cetakan ke-3. Universitas Terbuka, Depdikbud, Jakarta.




















***PERTANYAAN***

1. Alat ekskresi yang berfungsi menetralisir racun adalah ....
2. Alat ekskresi yang sekaligus berfungsi sebagai alat pernapasan yaitu ....
3. Lapisan kulit bagian luar disebut ....
4. Fungsi lapisan spinosum yaitu ....
5. Lapisan malpighi dapat memberi warna pada kulit karena mengandung ...
6. Ginjal manusia berjumlah ... buah.
7. Dari kandung kemih, urin keluar tubuh melalui saluran ....
8. Kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman disebut ....
9. Proses reabsorpsi terjadi di dalam ....
10. Hasil dari proses reabsorpsi yaitu ....
11. Kelainan ginjal karena adanya albumin dan protein pada urin dinamakan ....
12. Kekurangan hormon insulin dapat menyebabkan penyakit ....
13. Kerusakan pada ginjal karena adanya kerusakan pada glomerulus karena infeki kuman dapat menimbulkan penyakit ....
14. Kegagalan ginjal sehingga ginjal tidak dapat membuat urin disebut ....
15. Kekurangan hormon antidiuretik dapat menyebabkan penyakit ....


***JAWABAN***
                                               
1. hati
2. paru-paru
3. dermis
4. untuk menahan gesekan dari luar
5. pigmen melanin
6. dua
7. uretra
8. glomerulus
9. pembuluh proksimal
10. urin sekunder
11. albuminuria
12. diabetes melitus
13. nefritis
14. anuria
15. diabetes insipidus



BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang mempelajari mengenai makhluk hidup dan gejala alam. Makhluk hidup yang dimaksud disini yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini manusia di kategorikan ke dalam hewan, karena manusia memiliki ciri-ciri yang  mirip dengan hewan namun tak serupa. Perbedaannya terletak pada akal dan insting. Hewan ketika melakukan sesuatu mereka menggunakan insting, sedangkan manusia dalam melakukan suatu aktivitas maka manusia akan menggunakn akal yang telah digariskan .
Manusia diciptakan berasal dari sel-sel hidup yang kemudian membentuk jaringan, dan akan terbentuk organ-organ yang nantinya akan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Salah satu contoh yaitu organ penyusun sistem ekskresi pada manusia. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh yang tidak dapat digunakan lagi atau yang bersifat racun. Zat-zat sisa metabolisme tersebut dapat berupa zat padat, zat cair ataupun zat gas. Nah zat-zat sisa inilah yang nantinya akan dikeluarkan dari tubuh manusia melalui organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia. Tujuan pengeluaran zat-zat sisa ini yaitu agar racun-racun yang ada di dalam tubuh manusia tidak menumpuk di dalam tubuh manusia. Karena setiap hari tubuh manusia melakukan proses pembakaran atau metabolisme. Proses ini menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh yang dimana zat-zat tersebut akan diserap oleh tubuh, sedangkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh akan dikeluarkan melalui sitem ekskresi. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun yang ada di dalam tubuh, kerena apabila racun-racun ini dibiarkan maka tubuh manusia maka akan menimbulkan penyakit. Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem ekskresi yaitu: kulit, paru-paru, hati dan ginjal. Organ-organ ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran dan pada umumnya terjadi pada mahkluk hidup. Jadi, selain mempelajari mengenai sistem ekskresi pada manusia, penulis juga mempelajari sistem eksresi pada hewan. Tujuannya disini yaitu agar dapat membedakan antara sistem ekskresi pada manusia denga sistem ekskresi pada hewan.

1.2            Rumusan Masalah
1.      Pengertian mengenai sistem ekskresi (proses pengeluaran) pada manusia
2.      Alat-alat  ekskresi pada manusia
3.      Kelainan-kelainan sistem ekskresi pada manusia
4.      Sistem Eksresi pada hewan.

1.3            Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk mengetahui dan memahami mengenai sistem ekskresi atau proses pengeluaran pada manusia.
2.      Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan alat-alat ekskresi pada manusia serta untuk mengetahui manfaatnya.
3.      Untuk lebih mengetahui mengenai kelainan-kelainan atau penyakit sistem ekskresi pada manusia beserta penyebabnya.
4.      Selain mengetahui sistem ekskresi pada manusia kita harus mengetahui sistem eksresi pada hewan agar mengetahui perbedaan antara sistem ekskresi pada manusia dan hewan.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Ekskresi (Proses Pengeluaran) pada Manusia
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran dan pada umumnya terjadi pada mahkluk hidup. Sebenarnya terdapat beberapa istilah mengenai proses pengeluaran. Istilah-istilah tersebut yaitu: defekasi, sekresi dan ekskresi. Defekasi merupakan proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan dan zat yang di keluarkan tidak pernah mengalami metabolisme dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh. Sekresi merupakan pengeluaran getah oleh suatu kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu. Sedangkan ekskresi merupakan proses pengeluaran zat–zat sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan zat sisa metabolisme yang dikelurkan merupakan zat yang pernah beredar di seluruh tubuh. Zat sisa berupa kotoran-kotoran yang bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit sehingga harus dikeluarkan dari tubuh manusia. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa: zat padat (feses atau tinja), zat cair (keringat, urine dan cairan empedu), zat gas (karbondioksida), dan uap air (H2O). Zat-zat sisa metabolisme tersebut akan dikeluarkan melalui organ-organ yang mempunyai peran masing-masing. Organ-organ tersebut yaitu: kulit, paru-paru (pulmo), hati (hepar), dan ginjal

 
PETA KONSEP
Rounded Rectangle: Keringat Rounded Rectangle: Urine
Rounded Rectangle: CO2 dan H2O Rounded Rectangle: Urea
 








2.2 Alat-Alat Ekskresi pada Manusia
  1. Kulit (Integumen)
Kulit terdapat di seluruh bagian tubuh manusia. Kulit melindungi lapisan-lapisan yang bersifat lunak yang terdapat pada tubuh manusia. Peranan kulit sangat penting bagi tubuh manusia yaitu alat ekskresi pada manusia karena kulit mengeluarkan keringat melalui pori-pori kulit. Keringat tersebut mengandung air  dan garam-garam mineral.Kulit mempunyai 3 bagian yaitu:
a         Epidermis (Lapisan Kulit Ari) merupakan bagian terluar dari kulit yang sangat tipis yang terdiri dari lapisan tanduk (stratum korneum) yaitu lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah mati, mudah terkelupas, dan tidak memilki pembuluh darah serta syaraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan ini mengelupas dan lapisan Malpighi yang tersusun dari sel-sel hidup, terdapat pidmen yang memberikan warna kulit dan melindingi dari sinar matahari serta terdapat pada ujung syaraf.
b        Dermis (Lapisan Kulit Jangat) merupakan lapisan yang lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis yang terdiri dari: pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut, kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit, kelenjar minyak menghasilkan minyak yang berfungsi untuk menjaga rambur kulit tidak kering, kantong rambut sebagai tempat tertanamnya akar rambut serta ujung syaraf yang terdiri dari korpukulus pacini, korpukulus meissners, korpukulus ruffini, reseptor rasa nyeri dan korpukulus kruse.
c         Jaringan Bawah Kulit (Subkutaneus): jaringan ini mengandung lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
Beberapa fungsi kulit sebagai berikut:
a)      Melindungi tubuh dari rangsang mekanis seperti gesekan, kuman, penyinaran,  panas, dan zat kimia.
b)      Mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan keringat dan menjagaagar pengeluaran air tidak berlebih.
c)      Sebagai alat ekskresi berupa keringat yang mengandung garam.
d)     Sebagai alat sensoris
e)      Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
f)       Tempat menyimpan kelebihan lemak.
  1. Paru-paru (Pulmo)
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang berada pada rongga dada. Ketika manusia melakukan respirasi, disini terdapat pertukaran gas yaitu gas oksigen (O2) dan gas karbondioksida (CO2). Pertukaran gas tersebut terjadi di dalam paru-paru. Dalam hal ini paru-paru dikatakan sebagai alat ekskresi karena paru-paru akan mengeluarkan CO2 dan H2O yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia melalui hidung. Proses hingga CO2 dan H2O mencapai hidung tersebut yaitu: sisa metabolisme di jaringan berupa CO2 dan H2O diangkut oleh darah ke paru paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus. Di alveolus ini terdapat banyak pembuluh kapiler yang memilki selpais sel sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat dikeluarkan kembali melalui hidung. Selain sebagai alat ekskresi, paru-paru juga mempunyai fungsi lain yaitu: penjaga keseimbangan asam basa tubuh bila terjadi acidosis.
  1. Hati (Hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnyadi bawah diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan berat sekitar 2 kg. Hati menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Beberapa fungsi hati yaitu sebagai berikut:
a)      Mengubah glikosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
b)      Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine yang mengandung urea dan amonia . Setiap hari hati menghasilkan empedu mencapai ½ liter.
c)      Menetralisirkan racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui urine.
d)     Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalm kantung empedu dan merupakna cairan hijau serta berasa pahit. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tunuh, membatu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalm air menjadi zat yang larut di dalam air.
e)      Hati merombak sel-sel darah merah yang sudah tua dan tempat sintesis beberapa zat.
  1. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Tipe ginjal pada manusia adalah metanefros yang tidak bersegmen dan memilki glomerulus yang banyak. Manusia memiliki sepasang ginjal berbentuk seperti biji kacang merah yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan. Hal ini dikarenakan di atas ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar.. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya ±170 gram dan berwarna merah keunguan. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut kapsul. Ginjal terdidi atas 3 bagian yaitu:
a.       Kulit Ginjal (Korteks): terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malpigh yang tersusun dari glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman. Selain itu terdapat tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
b.      Sumsum Ginjal (Medula). Terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida) serta terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
c.       Rongga Ginjal (Pelvis) : merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urine sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk urine. Proses pembentukan darah hingga menjadi urine sebagai berikut:
1)      Penyaringan (Filtrasi)
Proses filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Di glomerulus terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses intiltrasi ini berupa urine primer yang mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2)      Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Urine primer mengalir menuju tubulus proksimal. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali za-zat yang masih berguna bagi tubuh yaitu asam amino, glukosa, dan ion-ion organik yang berlangsung secara transpor aktif. Kemudian bahan-bahan yang telah diserap kembali ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder yang tidak memiliki zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
3)      Penambahan (Augmentasi)
Proses penambahan zat-zat dan urea yang berlangsung di tubulus distal. Dari tubulus distal, urine dikumpulkan pada tubulus pengumpul dan selanjutnya masuk ke pelvis, dilanjutkan ke organ selanjutnya taiut ureter. Urine yang terbentuk yaitu urine sesungguhnya yang mengandung urea, asam urine, sisa-sisa pembongkaran dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti: vitamin C, obat-obatan, hormon, dan garam-garam.
2.3 Kelainan-Kelainan Sistem Ekskresi pada Manusia
1. Kulit (Integumen)
a.       Kudis atau scabies: disebabkan oleh tungau (Sarcoptes scabies).
b.      Pruvitus kutanea: timbul rasa gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensorik perifer.
c.       Alergi atau eksim: terjadi karena iritasi bahan luar yang menyentuh kulit.
d.      Jerawat: gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh remaja.
e.       Gangren: disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan tubuh karena suplai darah yang buruk.
f.       Albino: terjadi karena tidak ada pigmen melanin pada lapisan granulosum.
2. Paru-paru (Pulmo)
a.       Asma: disebabkan alergi terhadap benda-benda asing yang masuk ke hidung.
b.      Kanker paru-paru: disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi.
c.       Emfisema: pembakakan alveolus yang menyebabkan saluran pernafasan menyempit.
3. Hati (Hepar)
a.       Hepatitis: radang atau pembakakan hati yang ditandai dengan tubuh berwarna kuning. Penyakit ini desebabkan oleh virus hepatitis A, B, dan C.
b.      Sirosis: penyakit hati kronis yang mengakibatkan guratan pada hati sehingga hati tidak berfungsi.
c.       Penyakit Wilson: penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga dalam tubuh yang berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
4. Ginjal
a.       Diabetes melitus: terdapat glukosa dalam urine dan terjadi karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
b.      Diabetes insipidus: penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik(ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan dan mengakibatkan pada penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.
c.       Uremia: tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
d.      Nefritis: gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus sehingga protein masuk ke dalam urine.
e.       Albuminuria: urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
f.       Hematuria: urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.
g.      Batu ginjal: endapan garam-garam meneral di dalam ginjal atau saluran urine yand menyebabkan aliran urine menjadi terhambat dan menimbulkan rasa sakit saat berkemih..
h.      Gagal ginjal: ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
i.        Anuria: kegagalan ginjal menghasilkan urine karena adanya kerusakan pada glomerulus.
2.4 Sistem Ekskresi pada Hewan
1. Sistem Ekskresi pada Ikan
            Ginjal pada ikan bertipe opistonefros, berbentuk sempit memanjang, berwarna cokelat dan pada bagian ujung depan berhubungan dengan sintem reproduksi. Ginjal terletak di antara tulang belakang dan gelembung renang. Cairan yang mengandung sisa metabolisme nitrogen dan hidrogen diambil dari darah oleh ginjal. Cairan ini akan ditampung dalam vesica urinaria, selanjutnya melalui ureter-sinus urogenatalis, cairan itu keluar dari tubuh ikan.
2. Sistem Ekskresi pada Insekta (Serangga)
            Alat ekskreasi pada serangga seperti belalang disebut pembuluh Malpighi. Alat ini terdiri atas dua atau lebih badan yang berbentuk tabung. Bagian depan melekat pada bagian belakang lambung. Bagian belakang langsung bersatu dengan usus halus. Zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat, kemudian masuk ke usus belakang dan akhirnya keluar bersama feses. Sisa metabolisme yang mengandung nitogen dimanfaatkan lagi untuk membentuk zat kitin guna membentuk kerangka luar yang disebut eksoskeleton.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme. Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Pada umumnya sistem ekskresi berfungsi sebagai proses pembuangan limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh, mempertahankan temperatur tubuh dalam batasan yang normal, homeostatis.
Gangguan pada sistem ekskresi terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal seperti gangguan metabolik dan faktor eksternal seperti pola diet setiap hari. Hal tersebut karena sistem ekskresi berhubungan dengan pengolahan metabolisme pada tubuh manusia.
Sistem ekskresi pada hewan berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Sistem ekskresi pada ikan berupa ginjal yang bertipe opistonefros sedangkan sitem ekskresi pada serangga atau insekta seperti belalang berupa pembuluh Malpighi.








DAFTAR PUSTAKA
Riandari Henny. 2012. BIOLOGI 2 untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.















LEMBAR SOAL dan JAWABAN
*     Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan singkat!
1.      Apa perbedaan antara defekasi, sekresi dan ekskresi!
2.      Sebutkan faktor-faktor yang menjadi pemicu keluarnya keringat!
3.      Sebutkan perbedaan antara penyakit kudis dan eksim!
4.      Apakah itu kulit jangat? Jelaskan!
5.      Sebutkan fungsi empedu  pada hati!
6.      Jelaskan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi !
7.      Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar!
8.      Apa saja zat-zat yang terkandung di dalam urine!
9.      Apa yang dimaksud dengan polisistik!
10.  Jelaskan perbedaan sistem ekskresi antara ikan air tawar dan ikan air laut!

*     Jawaban
1.      Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan dan zat yang di keluarkan tidak pernah mengalami metabolisme dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh. Sekresi merupakan pengeluaran getah oleh suatu kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu. Sedangkan ekskresi merupakan proses pengeluaran zat–zat sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan zat sisa metabolisme yang dikelurkan merupakan zat yang pernah beredar di seluruh tubuh.
2.      Peningkatan aktivitas tubuh, peningkatan suhu lingkungan, dan guncangan emosi syaraf.
3.      Kudis atau scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau, sedangkan eksim atau alergi merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan atu menyentuh kulit.
4.      Dermis (Lapisan Kulit Jangat) merupakan lapisan yang lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis yang terdiri dari: pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut, kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit, kelenjar minyak menghasilkan minyak yang berfungsi untuk menjaga rambur kulit tidak kering, kantong rambut sebagai tempat tertanamnya akar rambut serta ujung syaraf yang terdiri dari korpukulus pacini, korpukulus meissners, korpukulus ruffini, reseptor rasa nyeri dan korpukulus kruse.
5.      Empedu berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tunuh, membatu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalm air menjadi zat yang larut di dalam air.
6.      Mengeluarkan CO2 dan H2O yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia melalui hidung.
7.      Jumlah air yang diminum, banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang, pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin, yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah, iklim/ musim/cuaca serta stimulus atau saraf.
8.      Air kurang lebih 95%, urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein, empedu yang memberikan warna kuning pada urine, garam, zat yang bersifat racun atau atau berlebihan lainnya
9.      Polistik adalah penyakit pada ginjal. Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron menghasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung- gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.
10.  Ikan air tawar bersifat hipertonis terhadap lingkungannya. Oleh karena itu untuk menyeimbangkan jumlah air yang berada dalam tubuh, ikan tersebut sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine karena jumlah glomerulus pada ikan tersebut banyak sedangkan,
Ikan air laut bersifat hipotonis terhadap air laut. Oleh karena itu untuk menyeimbangkan jumlah air yang berada dalam tubuh, ikan tersebut banyak minum air dan sedikit mengeluarkan urine karena jumlah glomerulus pada ikan tersebut sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar