SISTEM EKSKRESI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang SYSTEM EKSKRESI. Dan
harapan kami semoga makalah ini bisa
bermanfaat.
Tiada kesempurnaan di muka
bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!
Wassalamualaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tubuh melakukan
begitu banyak proses metabolisme, seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya.
Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan
jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan
beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita
memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan
sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, ga,
garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme)
diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh
disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk
terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat
tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem
ekskresi. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk mengidentifikasi tentang sistem ekskresi pada manusia dan hewan.
C. Rumusan
Masalah
- Apa saja
alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme?
- Apa saja
alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan bagaimana
caranya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem
Ekskresi Pada Manusia
Tubuh manusia
mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya ginjal, paru-paru, hati dan
kulit.
1.
Ginjal
Alat tubuh yang
mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen adalah ginjal.
a)
Struktur ginjal
Ginjal atau ren
berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis). Ginjal terletak dikanan
dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal.
Ginjal berjumlah dua buah and berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri
terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sbelah kanan. Lapisan ginjal bagian
luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut
sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal
yang disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal
yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi
yang terusun dari kapsul Bowman. Tubulus-tubulus pengumpul, dan lengkung
Henle yang terdapat bagian medula. Pada sebuah ginjal manusia terdapat
kurang lebih 1 juta nefron. Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus
didalam cekungan kapsulnya. Glomerulus merupakan untaian pembuluh kapiler darah
yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul Bowman sehingga
zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul Bowman yang
berdinding rangkap. Pembuluh darah arteri yang bercabang-cabang menjadi
sejumlah arteriola yang disebut arteriola aferen. Arteriola aferen
bercabang-cabang menjadi kapiler glomerulus. Kapiler glomerulus bersatu kembali
menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi tubulus proksimal, lengkung
henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler glomerulus kemudian
bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava
inferior.
b)
Proses pembentukan urin
- Filtrasi (penyaringan)
Firltrasi terjadi di kapsul Bowman
dan glomerulus. Dinding terluar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel
epitelium pipih. Antara dinding luar dan dalam terdapat ruang kapsul yang
berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul
Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses
filtrasinya adalah ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut
melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsil Bowman. Hasil
filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin
primer. Komposisi urin primer dapat dilihat pada tabel berikut:
Molekul
|
Kadar per Gram
|
Air
|
900
|
Protein
|
0
|
Glukosa
|
1
|
Asam Amino
|
0.5
|
Urea
|
0.3
|
Ion Anorganik
|
7.2
|
Tabel 1 Komposisi Utama Urin Primer
- Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi
terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus
kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh
tubulus ginjal. Banyaknya zat di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat
itu. Zat-zat yang diabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino,
ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HC)3-,
HBO42- dan sebagian urea. Reabsporsi terjadi secara
transpor aktif dan pasif. Glukosa dan asam amino diabsorpsi secara transpor
aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3-,
dan H2O terjadi ditubulus kontortus distal.
- Argumentasi
Urin sekunder
dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan
urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin
dibawa ke pelvis realis. Dari pelvis renalis mengalir melalui ureter menuju
vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara
urin (Thibodeau et al. 1999; Padila et al. 2005).
c)
Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia
mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor,
abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal.
d)
Dialisis darah
Pada tahun 1950,
peneliti medis menciptakan ginjal buatan berdasarkan proses dialisis. Proses
dialisis adalah metode untuk memisahkan molekul berdasarkan ukurannya. Mesin
ini bekerja layaknya sebuah ginjal yang membersihkan darah melalui cara difusi
sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi larutan yang komposisinya
seperti plasma darah. Larutan ini berada pada satu sisi pipa saja yang dibatasi
oleh membran berpori. Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan
sisa metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah
memenuhi pipa, pipa metabolisme mengalami difusi kedalam larutan yang tersedia
dalam pipa tersebut. Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang pipa mesin
dan arteri tubuh, darah pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Selama
dianalisis, darah pasien diberi heparin (agen anti
penggumpalan/antikoagulan). Alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal
kronis adalah dengan pencangkokan ginjal baru. Secara teknis, operasi cangkok
ginjal cukup sederhana. Ginjal yang rusak diangkat terlebih dahulu kemudian
ginjal donor ditempatkan di dalam rongga perut bagian bawah, arteri dan vena
disambungkan pada arteri dan vena masing-masing. Kemudian ureter dihubungkan
dengan kantong kemih (vesika urinaria).
Masalah utama
pada pencangkokan ginjal adalah penolakan oleh sistem imun. Sistem imun resipen
akan mengenali ginjal cangkokan itu sebagai “benda asing” dan kemudian
merusaknya. Berbagai obat yang ditemukan cukup efektif untuk menekan mekanisme
imun tubuh tersebut. Ginjal hasil cangkokan tetap berfungsi bertahun-tahun.
Penolakan sistem imun dan diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor yang
kembar identik dengan resipien. Pada transplantasi antar kembar identik, tidak
diperlukan obat-obatan imunosupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama (Padilla
et al. 2005).
2.
Paru-Paru
Ekskret
paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernafasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga
cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%) berkaitan dengan hemoglobin
(20%) dan dalam bentuk ion HCO3- (70%) melalui proses
berantai yang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme
pertukaran klorida adalah sebagai berikut:
a) Darah
pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel
jaringan.
b) Dalam
jaringan, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama HO2
yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
3. Hati
Hati (lepar)
mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan
kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7.6; mengandung kolesterol, garam
mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin
dan biliverdin.
4.
Kulit
Kulit atau
integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar
0,01 cm hingga 0,5 cm. banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan
seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan,
makanan, kondisi kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari
air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea,
serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis.
a)
Epidermis (kulit ari)
Ketebalan
epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal misalnya pada telapak
tangan, ujung jari dan telapak kaki, memiliki lima lapis epidermis, yaitu
stratum basal, stratum korneum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum
lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis seperti yang melapisi tubuh,
tidak memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di
stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granusolum merupakan sel hidup
karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal ini adalah
dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan stratum korneum merupakan
sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
b)
Dermis (Kulit jangat atau korium)
Dalam dermis
terdapat pembuluh darah, akar, rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat
juga kelenjar keringat (gandula sudorefera) serta kelenjar minyak (glandula
sebassea) yang terletak pada akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
B.
Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga
melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme
menghasilkan zat sia-sisa yang harus dieksresikan dari tubuh. Setiap hewan
memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa metabolisme.
1.
Sistem Ekskresi Pada Invertebrata
Pada hewan
invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme
harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata
memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
a)
Sistem Ekskresi Protozoa
Pengeluaran
sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran secara sel difusi.
Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut yang bekerja
secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air,
sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
b)
Sistem Ekskresi Coelentrata dan Porifera
Pada coelentrata
dan porifera, pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel
tubuh ke epidermis, lalu epidermis ke lingkungan yang hidupnya yang berair.
c)
Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Pengeluaran sisa
metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang
disebut juga protonefridium atau sel api. Disebut sel api karena gerakannya
seperti api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel sekitarnya, lalu
mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius.
2.
Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi
yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling
primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya
terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata
selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh
mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata,
ikan dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa
perkembangan embrio.
a)
Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi
pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi dorsal rongga
tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat, dan pada
ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal
mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghbungkan testis dengan
duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus
deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di
kloaka. Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar berbeda
dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan
air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan dengan air tawar, sehingga air
cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung
keluar ke air. Untuk itu mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion,
ikan air tawar biasanya tidak banyak minum. Tubuhya diselimuti lendir untuk
mencegah masuknya air secara secara berlebihan. Ikan aktif menyerap ion
anorganik melalui insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup
di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang beracun, yaitu
trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain itu, ikan
air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan
volume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya
tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi
garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.
b)
Sistem Ekskresi Amphibia
Amphibia
memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan, saluran
ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran
ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan dengan ureter di
vesika urinaria. Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia
juga berubah. Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan
dewasa mengekskresikan urea.
Macam Penyakit Pada Sistem Ekskresi
A. PENYAKIT YANG
MENYERANG GINJAL
1. Diabetes Insipidus
Diabetes
insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine terlalu
banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH ( Anti Diuretic
Hormone ) yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorpsi cairan pada ginjal.
Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat menjadi 30 kali lipat.
2. Glukosuria
Glukosuria
adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit ini disebut
juga kencing manis. Kadar gula dalam darah meningkat karena kekurangan hormon
insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga
kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
3. Batu ginjal
Batu ginjal
dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, dan kantong kemih. Batu ginjal terbentuk kristal yang tidak
bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat. Penyebabnya adalah karena karena terlalu banyak mengonsumsi garam
mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut dapat
menimbulkan hidronefosis ( membesarnya ginjal karena urine tidak dapat mengalir
keluar ) hal itu akibat penyempitan aliranginjal atau tersumbat oleh batu
ginjal.
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal
adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit ini
disebabkan karena kondisi yang mengganggu fungsi ginjal. Penyakit ini
terbagi menjadi 2 yaitu penyakit ginjal semestara dan tetap. Penderita penyakit
ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah. Sedangkan penderita penyakit
ginjal tetap dapat ditong dengan cangkok ginjal.
5. Nefritis
Nefritis adalah
peradangan pada ginjal yang terjadi karena infeksi bakteri penyakit pada
nefron. Bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa darah ke
ginjal. Karena infeksi ini nefron mengalami peradangan sehingga protein dan sel
– sel darah yang masuk bersama urine primer tidak dapat disaring dan keluar
bersama urine. Selain itu, nefritis dapat menyebabkan uremia, yaitu ureum yang
masuk dalam darah melebihi kadar normal. Terdapatnya ureum di dalam darah dapat
menyebabkan penyerapan air terganggu, selanjutnya air akan menumpuk di kaki
atau organ tubuh yang lain. Selain itu, nefritis dapat diakibatkan karena suatu
reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal. Tanda-tanda dari nefritis
adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di dalam air
kemih) dan kerusakan fungsi hati, yang tergantung kepada jenis, lokasi dan
beratnya reaksi kekebalan.
6. Albuminuria
Albuminuria
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia
karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan
ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh
kekurangan protein. Cara mencegahnya dengan cara pengendalian kadar gula darah
dan mengurangi derajat albuminuria dengan pemberian diuretik dosis kecil dan
pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg berat badan per hari).
B. PENYAKIT YANG
MENYERANG KULIT
1. Jerawat
Jerawat
merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak.
Penyakit tersebut umumnya dialami anak-anak masa remaja. Jerawat biasanya
menyerang bagian wajah, dada atas, dan punggung. Pemijitan jerawat secara
tidak benar perlu kamu hindari, sebab hal tersebut dapat menyebabkan
infeksi. Cara pencegahan timbulnya jerawat yang paling mudah yaitu makan
makanan yang seimbang, cukup tidur dan, olah raga, serta rajin menjaga
kebersihan kulit.
2. Biang keringat
Biang keringat
dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang
keringat terja dikarena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati
yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap
menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal.
Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
3. Skabies
Penyakit skabies
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain. Penularannya dengan 2 cara kontak langsung
dan kontak tak langsung. Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinal yaitu
pruritus nocturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya terowongan
(kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan
dan menemukan tungau. Ujud kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu
ditemukannya papul, vesikel, erosi, ekskoriasi, krusta dan
lain-lain.
4. Eksim
Eksim merupakan
penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit tersebut. menyebabkan kulit
menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik. Mengobatinya dengan
cara menempelkan segenggam daun lamtoro (petai cina), kapur sirih, dan garam
pada kulit yang terkena eksim. Lakukan selama seminggu atau obati dengan
tembakau ranau yang direndam dalam satu gelas air hangat, kemudian peras dan
ambil sarinya. Bersihkan eksim dan olesilah dengan sari ramuan tersebut 3 kali
sehari.
5. Biduran
Udara dingin
kadang bisa menyebabkan kulit kita menjadi gatal dan timbul bengkak-bengkak
dengan bentuk yang tidak teratur. Biduran dapat berlangsung beberapa jam hingga
beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas. Biasanya biduran disebabkan karena
alergi terhadap bahan kimia, makanan, atau obat-obatan. Penyakit ini dapat
dicegah dengan tidak mengkonsumsi sesuatu yang menyebabkan biduran. Untuk
megatasinya, ambillah batu bata merah yang sudah ditumbuk sebanyak 1 gelas.
Batu bata merah digoreng tanpa minyak, taruh dalam kain bekas, lalu
oles-oleskan pada bagian yang biduran. Anda akan merasakan hangat-hangat dan
tidak lama kemudian biduran akan segera sembuh dan tidak gatal lagi.
6. Kanker kulit
Dari semua jenis
kanker, kanker kulit adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai. Paparan
terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat memicu timbulnya kanker kulit.
Penyakit ini lebih sering menyerang orang dengan kulit berwarna terang yang
lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan
menggunakan tabir surya atau membatasi lamanya kulit terpapar sinar matahari.
C. PENYAKIT YANG
MENYERANG PARU PARU
1. TBC
Penyakit TBC disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular
melalui percikan ludah saat penderita batuk. Bila diperlukan, penderita TBC
dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya
.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah
ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena
penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum
secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak
menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan
menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
2. Pneumonia
Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya
di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus
dipenuhi oleh cairan. Pencegahnnya dengan cara selalu memelihara kebersihan dan
menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu
menembus pertahanan kesehatan tubuh. Apabila telah menderita pneumonia,
biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
3. Asma
Asma dikenal
dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan
saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan
susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat
menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan
memicu serangan asma. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah
dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup
ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu
melonggarkan saluran pernafasan.
4. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru
adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika
dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang
dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit
kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya
disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun
biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
5. Emfisema
Emfisema disebabkan
karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru.
6. Pleuritis
Pleuritis adalah
peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang
mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas
sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut
efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran
itu.
D. PENYAKIT YANG
MENYERANG HATI
1. Hepatitis
Hepatitis adalah
radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam,
misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh
virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis A. Pencegahannya adalah dengan vaksinassi. Pengobatannya melalui
kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis.
2. Penyakit kuning
Penyakit kuning
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu
tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke
dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat
kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun
berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan
empedu.
3. Sirosis hati
Sirosis hati
adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat
terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat
terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol,
salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran
empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk
mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut
membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
4. Kanker hati
Kanker hati
terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang
banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi
akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena
virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
5. Koletasis dan jaundice
Kolestasis
merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya
menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A,
D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol
di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen
empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan
ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan
faeces lebih terang.
6. Perlemakan hati
Perlemakan hati
terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih
dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi
penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena
mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun
bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
BAB III
KESIMPULAN
Ekskresi
adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi.
1.
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuh
manusia mempunyai bberapa sistem ekskresi, diantaranya:
a)
Ginjal
Ginjal merupakan
alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap
harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume larutan dan emosi. Ginjal
manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan
bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal. Kelainan
dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis, batu ginjal, albuminuria,
glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus, diabetes insipidus.
b)
Paru-paru
Ekskresi dari
paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernafasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga
cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%), berkaitan dengan haemoglobin
(20%) dan dalam bentuk ion HCO3- (70%) melalui proses
berantai yang disebut pertukaran klorida.
c)
Hati
Hati (lepar)
mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairah
kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7.6; mengandung kolesterol, garam
mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin
dan biliverdin.
d)
Kulit
Kulit atau
integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar
0.01 cm hingga 0.5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan
seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkungan,
makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Kulit (integumen) terdiri dari
dua bagian, yaitu epidermis dan dermis.
2. Sistem
Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga
melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme
menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki
cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme. Pada hewan
invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme
harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata
memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri. Alat ekskresi yang utama pada
vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada
vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat tiga
tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros.
Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain
mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A., Sri Maryati,
Srikini, Suharno, dan Bambang S. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII.
Jilid ke-2. Erlangga, Jakarta.
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung
Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Cetakan ke-3. Universitas
Terbuka, Depdikbud, Jakarta.
***PERTANYAAN***
1. Alat ekskresi
yang berfungsi menetralisir racun adalah ....
2. Alat ekskresi
yang sekaligus berfungsi sebagai alat pernapasan yaitu ....
3. Lapisan kulit
bagian luar disebut ....
4. Fungsi lapisan
spinosum yaitu ....
5. Lapisan
malpighi dapat memberi warna pada kulit karena mengandung ...
6. Ginjal manusia
berjumlah ... buah.
7. Dari kandung
kemih, urin keluar tubuh melalui saluran ....
8. Kapiler darah
yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman disebut ....
9. Proses
reabsorpsi terjadi di dalam ....
10. Hasil dari
proses reabsorpsi yaitu ....
11. Kelainan
ginjal karena adanya albumin dan protein pada urin dinamakan ....
12. Kekurangan
hormon insulin dapat menyebabkan penyakit ....
13. Kerusakan
pada ginjal karena adanya kerusakan pada glomerulus karena infeki kuman dapat
menimbulkan penyakit ....
14. Kegagalan ginjal
sehingga ginjal tidak dapat membuat urin disebut ....
15. Kekurangan
hormon antidiuretik dapat menyebabkan penyakit ....
***JAWABAN***
1. hati
2. paru-paru
3. dermis
4. untuk menahan gesekan dari luar
5. pigmen melanin
6. dua
7. uretra
8. glomerulus
9. pembuluh proksimal
10. urin sekunder
11. albuminuria
12. diabetes melitus
13. nefritis
14. anuria
15. diabetes insipidus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Biologi merupakan salah
satu cabang ilmu IPA yang mempelajari mengenai makhluk hidup dan gejala alam.
Makhluk hidup yang dimaksud disini yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini
manusia di kategorikan ke dalam hewan, karena manusia memiliki ciri-ciri yang mirip dengan hewan namun tak serupa.
Perbedaannya terletak pada akal dan insting. Hewan ketika melakukan sesuatu
mereka menggunakan insting, sedangkan manusia dalam melakukan suatu aktivitas
maka manusia akan menggunakn akal yang telah digariskan .
Manusia diciptakan berasal
dari sel-sel hidup yang kemudian membentuk jaringan, dan akan terbentuk
organ-organ yang nantinya akan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Salah satu
contoh yaitu organ penyusun sistem ekskresi pada manusia. Ekskresi adalah
proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh yang tidak dapat digunakan
lagi atau yang bersifat racun. Zat-zat sisa metabolisme tersebut dapat berupa
zat padat, zat cair ataupun zat gas. Nah zat-zat sisa inilah yang nantinya akan
dikeluarkan dari tubuh manusia melalui organ-organ penyusun sistem ekskresi
pada manusia. Tujuan pengeluaran zat-zat sisa ini yaitu agar racun-racun yang
ada di dalam tubuh manusia tidak menumpuk di dalam tubuh manusia. Karena setiap
hari tubuh manusia melakukan proses pembakaran atau metabolisme. Proses ini
menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh yang dimana zat-zat tersebut akan
diserap oleh tubuh, sedangkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh akan
dikeluarkan melalui sitem ekskresi. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan
racun-racun yang ada di dalam tubuh, kerena apabila racun-racun ini dibiarkan
maka tubuh manusia maka akan menimbulkan penyakit. Organ-organ yang termasuk ke
dalam sistem ekskresi yaitu: kulit, paru-paru, hati dan ginjal. Organ-organ ini
memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
Sistem ekskresi
merupakan proses pengeluaran dan pada umumnya terjadi pada mahkluk hidup. Jadi,
selain mempelajari mengenai sistem ekskresi pada manusia, penulis juga
mempelajari sistem eksresi pada hewan. Tujuannya disini yaitu agar dapat
membedakan antara sistem ekskresi pada manusia denga sistem ekskresi pada
hewan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Pengertian
mengenai sistem ekskresi (proses pengeluaran) pada manusia
2. Alat-alat
ekskresi pada manusia
3. Kelainan-kelainan
sistem ekskresi pada manusia
4. Sistem
Eksresi pada hewan.
1.3
Tujuan
dan Manfaat
1. Untuk
mengetahui dan memahami mengenai sistem ekskresi atau proses pengeluaran pada
manusia.
2. Untuk
mengidentifikasi dan mendeskripsikan alat-alat ekskresi pada manusia serta
untuk mengetahui manfaatnya.
3. Untuk
lebih mengetahui mengenai kelainan-kelainan atau penyakit sistem ekskresi pada
manusia beserta penyebabnya.
4. Selain
mengetahui sistem ekskresi pada manusia kita harus mengetahui sistem eksresi
pada hewan agar mengetahui perbedaan antara sistem ekskresi pada manusia dan
hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Ekskresi (Proses Pengeluaran) pada Manusia
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran dan
pada umumnya terjadi pada mahkluk hidup. Sebenarnya terdapat beberapa istilah
mengenai proses pengeluaran. Istilah-istilah tersebut yaitu: defekasi, sekresi dan ekskresi. Defekasi merupakan
proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan dan zat yang di keluarkan tidak
pernah mengalami metabolisme dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh. Sekresi merupakan pengeluaran getah
oleh suatu kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu. Sedangkan ekskresi merupakan proses pengeluaran
zat–zat sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan zat sisa
metabolisme yang dikelurkan merupakan zat yang pernah beredar di seluruh tubuh.
Zat sisa berupa kotoran-kotoran yang bersifat racun dan dapat menimbulkan
penyakit sehingga harus dikeluarkan dari tubuh manusia. Zat-zat sisa tersebut
dapat berupa: zat padat (feses atau tinja), zat cair (keringat, urine dan
cairan empedu), zat gas (karbondioksida), dan uap air (H2O). Zat-zat
sisa metabolisme tersebut akan dikeluarkan melalui organ-organ yang mempunyai
peran masing-masing. Organ-organ tersebut yaitu: kulit, paru-paru (pulmo), hati (hepar), dan ginjal
|
PETA KONSEP
![]() |
|||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
2.2 Alat-Alat Ekskresi pada Manusia
- Kulit (Integumen)
Kulit
terdapat di seluruh bagian tubuh manusia. Kulit melindungi lapisan-lapisan yang
bersifat lunak yang terdapat pada tubuh manusia. Peranan kulit sangat penting
bagi tubuh manusia yaitu alat ekskresi pada manusia karena kulit mengeluarkan
keringat melalui pori-pori kulit. Keringat tersebut mengandung air dan garam-garam mineral.Kulit mempunyai 3
bagian yaitu:
a
Epidermis (Lapisan
Kulit Ari) merupakan bagian terluar dari kulit yang sangat tipis yang terdiri
dari lapisan tanduk (stratum korneum) yaitu lapisan paling luar dan tersusun
dari sel yang telah mati, mudah terkelupas, dan tidak memilki pembuluh darah
serta syaraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila
lapisan ini mengelupas dan lapisan Malpighi yang tersusun dari sel-sel hidup,
terdapat pidmen yang memberikan warna kulit dan melindingi dari sinar matahari
serta terdapat pada ujung syaraf.
b
Dermis (Lapisan Kulit
Jangat) merupakan lapisan yang lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis yang terdiri
dari: pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut, kelenjar
keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit, kelenjar
minyak menghasilkan minyak yang berfungsi untuk menjaga rambur kulit tidak
kering, kantong rambut sebagai tempat tertanamnya akar rambut serta ujung
syaraf yang terdiri dari korpukulus pacini, korpukulus meissners, korpukulus
ruffini, reseptor rasa nyeri dan korpukulus kruse.
c
Jaringan Bawah Kulit
(Subkutaneus): jaringan ini mengandung lemak yang berfungsi menahan panas tubuh
dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
Beberapa
fungsi kulit sebagai berikut:
a) Melindungi
tubuh dari rangsang mekanis seperti gesekan, kuman, penyinaran, panas, dan zat kimia.
b) Mengatur
suhu tubuh dengan cara mengeluarkan keringat dan menjagaagar pengeluaran air
tidak berlebih.
c) Sebagai
alat ekskresi berupa keringat yang mengandung garam.
d) Sebagai
alat sensoris
e) Tempat
pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
f) Tempat
menyimpan kelebihan lemak.
- Paru-paru (Pulmo)
Manusia memiliki sepasang paru-paru
yang berada pada rongga dada. Ketika manusia melakukan respirasi, disini
terdapat pertukaran gas yaitu gas oksigen (O2) dan gas karbondioksida
(CO2). Pertukaran gas tersebut terjadi di dalam paru-paru. Dalam hal
ini paru-paru dikatakan sebagai alat ekskresi karena paru-paru akan
mengeluarkan CO2 dan H2O yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
manusia melalui hidung. Proses hingga CO2 dan H2O mencapai
hidung tersebut yaitu: sisa metabolisme di jaringan berupa CO2 dan H2O
diangkut oleh darah ke paru paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
Di alveolus ini terdapat banyak pembuluh kapiler yang memilki selpais sel
sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat dikeluarkan
kembali melalui hidung. Selain sebagai alat ekskresi, paru-paru juga mempunyai
fungsi lain yaitu: penjaga keseimbangan asam basa tubuh bila terjadi acidosis.
- Hati (Hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnyadi bawah diafragma. Hati
berwarna merah tua kecoklatan dengan berat sekitar 2 kg. Hati menghasilkan
enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang
terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat
racun. Beberapa fungsi hati yaitu sebagai berikut:
a) Mengubah
glikosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
b) Sebagai
alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine yang mengandung urea dan
amonia . Setiap hari hati menghasilkan empedu mencapai ½ liter.
c) Menetralisirkan
racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui
urine.
d) Hati
menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah
tua. Empedu disimpan di dalm kantung empedu dan merupakna cairan hijau serta
berasa pahit. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan
pigmen bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar
mudah diserap tunuh, membatu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim
lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalm air menjadi zat yang larut di
dalam air.
e) Hati
merombak sel-sel darah merah yang sudah tua dan tempat sintesis beberapa zat.
- Ginjal
Ginjal
merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Tipe ginjal pada manusia adalah
metanefros yang tidak bersegmen dan memilki glomerulus yang banyak. Manusia
memiliki sepasang ginjal berbentuk seperti biji kacang merah yang terletak di
rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Ginjal bagian kiri
letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan. Hal ini dikarenakan di atas
ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar.. Panjangnya sekitar 10
cm, beratnya ±170 gram dan berwarna merah keunguan. Ginjal dibungkus oleh
semacam selaput tipis yang disebut kapsul. Ginjal terdidi atas 3 bagian yaitu:
a. Kulit
Ginjal (Korteks): terdapat jutaan
nefron yang terdiri dari badan malpigh yang tersusun dari glomerulus yang
diselubungi kapsula Bowman. Selain itu terdapat tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
b. Sumsum
Ginjal (Medula). Terdiri atas
beberapa badan berbentuk kerucut (piramida) serta terdapat lengkung henle yang menghubungkan
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
c. Rongga
Ginjal (Pelvis) : merupakan tempat
bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urine sementara yang akan
dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra.
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah
menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat
dikeluarkan dalam bentuk urine. Proses pembentukan darah hingga menjadi urine
sebagai berikut:
1) Penyaringan
(Filtrasi)
Proses
filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung
di dalam kapsul Bowman. Di glomerulus terjadi pengikatan sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
proses intiltrasi ini berupa urine primer yang mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2) Penyerapan
Kembali (Reabsorpsi)
Urine
primer mengalir menuju tubulus proksimal. Pada proses ini terjadi penyerapan
kembali za-zat yang masih berguna bagi tubuh yaitu asam amino, glukosa, dan
ion-ion organik yang berlangsung secara transpor aktif. Kemudian bahan-bahan
yang telah diserap kembali ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang ada di
sekeliling tubulus. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder yang tidak
memiliki zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
3) Penambahan
(Augmentasi)
Proses
penambahan zat-zat dan urea yang berlangsung di tubulus distal. Dari tubulus
distal, urine dikumpulkan pada tubulus pengumpul dan selanjutnya masuk ke
pelvis, dilanjutkan ke organ selanjutnya taiut ureter. Urine yang terbentuk
yaitu urine sesungguhnya yang mengandung urea, asam urine, sisa-sisa
pembongkaran dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti: vitamin C,
obat-obatan, hormon, dan garam-garam.
2.3 Kelainan-Kelainan
Sistem Ekskresi pada Manusia
1. Kulit (Integumen)
a. Kudis
atau scabies: disebabkan oleh tungau
(Sarcoptes scabies).
b. Pruvitus
kutanea: timbul rasa gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensorik perifer.
c. Alergi
atau eksim: terjadi karena iritasi
bahan luar yang menyentuh kulit.
d. Jerawat:
gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh remaja.
e. Gangren:
disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan tubuh karena suplai darah yang buruk.
f. Albino:
terjadi karena tidak ada pigmen melanin pada lapisan granulosum.
2. Paru-paru (Pulmo)
a. Asma:
disebabkan alergi terhadap benda-benda asing yang masuk ke hidung.
b. Kanker
paru-paru: disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu banyak menghirup debu
asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi.
c. Emfisema:
pembakakan alveolus yang menyebabkan saluran pernafasan menyempit.
3. Hati (Hepar)
a. Hepatitis:
radang atau pembakakan hati yang ditandai dengan tubuh berwarna kuning.
Penyakit ini desebabkan oleh virus hepatitis A, B, dan C.
b. Sirosis:
penyakit hati kronis yang mengakibatkan guratan pada hati sehingga hati tidak
berfungsi.
c. Penyakit
Wilson: penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga dalam tubuh yang berlebihan
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
4. Ginjal
a. Diabetes
melitus: terdapat glukosa dalam urine dan terjadi karena menurunnya hormon
insulin yang dihasilkan pankreas.
b. Diabetes
insipidus: penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik(ADH)
yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan dan mengakibatkan
pada penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.
c. Uremia:
tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
d. Nefritis:
gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus sehingga protein
masuk ke dalam urine.
e. Albuminuria:
urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan oleh kerusakan pada
glomerulus.
f. Hematuria:
urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.
g. Batu
ginjal: endapan garam-garam meneral di dalam ginjal atau saluran urine yand
menyebabkan aliran urine menjadi terhambat dan menimbulkan rasa sakit saat
berkemih..
h. Gagal
ginjal: ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus
dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
i.
Anuria: kegagalan
ginjal menghasilkan urine karena adanya kerusakan pada glomerulus.
2.4 Sistem Ekskresi
pada Hewan
1.
Sistem Ekskresi pada Ikan
Ginjal pada ikan bertipe opistonefros, berbentuk sempit
memanjang, berwarna cokelat dan pada bagian ujung depan berhubungan dengan
sintem reproduksi. Ginjal terletak di antara tulang belakang dan gelembung
renang. Cairan yang mengandung sisa metabolisme nitrogen dan hidrogen diambil
dari darah oleh ginjal. Cairan ini akan ditampung dalam vesica urinaria, selanjutnya melalui ureter-sinus urogenatalis,
cairan itu keluar dari tubuh ikan.
2.
Sistem Ekskresi pada Insekta (Serangga)
Alat ekskreasi pada serangga seperti
belalang disebut pembuluh Malpighi. Alat ini terdiri atas dua atau lebih badan yang
berbentuk tabung. Bagian depan melekat pada bagian belakang lambung. Bagian
belakang langsung bersatu dengan usus halus. Zat sisa metabolisme diserap dari
cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat,
kemudian masuk ke usus belakang dan akhirnya keluar bersama feses. Sisa
metabolisme yang mengandung nitogen dimanfaatkan lagi untuk membentuk zat kitin
guna membentuk kerangka luar yang disebut eksoskeleton.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekskresi adalah
proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh
organisme. Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: kulit,
paru-paru, hati, dan ginjal. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi
mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat
diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Pada umumnya sistem ekskresi
berfungsi sebagai proses pembuangan limbah yang tidak berguna dan beracun dari
dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh, mempertahankan
temperatur tubuh dalam batasan yang normal, homeostatis.
Gangguan pada
sistem ekskresi terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal seperti gangguan metabolik dan faktor eksternal seperti pola diet
setiap hari. Hal tersebut karena sistem ekskresi berhubungan dengan pengolahan
metabolisme pada tubuh manusia.
Sistem ekskresi
pada hewan berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Sistem ekskresi pada ikan
berupa ginjal yang bertipe opistonefros
sedangkan sitem ekskresi pada serangga atau insekta seperti belalang berupa
pembuluh Malpighi.
DAFTAR
PUSTAKA
Riandari Henny.
2012. BIOLOGI 2 untuk Kelas XI SMA dan MA.
Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
LEMBAR SOAL dan JAWABAN

1.
Apa perbedaan antara
defekasi, sekresi dan ekskresi!
2.
Sebutkan faktor-faktor
yang menjadi pemicu keluarnya keringat!
3.
Sebutkan perbedaan antara
penyakit kudis dan eksim!
4.
Apakah itu kulit
jangat? Jelaskan!
5.
Sebutkan fungsi empedu pada hati!
6.
Jelaskan fungsi
paru-paru sebagai alat ekskresi !
7.
Sebutkan faktor-faktor
yang memengaruhi jumlah urine yang keluar!
8.
Apa saja zat-zat yang
terkandung di dalam urine!
9.
Apa yang dimaksud
dengan polisistik!
10.
Jelaskan perbedaan
sistem ekskresi antara ikan air tawar dan ikan air laut!

1.
Defekasi adalah proses
pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan dan zat yang di keluarkan tidak pernah
mengalami metabolisme dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh. Sekresi
merupakan pengeluaran getah oleh suatu kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu.
Sedangkan ekskresi merupakan proses
pengeluaran zat–zat sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan zat
sisa metabolisme yang dikelurkan merupakan zat yang pernah beredar di seluruh
tubuh.
2.
Peningkatan aktivitas
tubuh, peningkatan suhu lingkungan, dan guncangan emosi syaraf.
3.
Kudis atau scabies
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau, sedangkan eksim atau alergi
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi atau iritasi bahan luar
yang termakan atu menyentuh kulit.
4.
Dermis (Lapisan Kulit
Jangat) merupakan lapisan yang lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis yang
terdiri dari: pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut,
kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori
kulit, kelenjar minyak menghasilkan minyak yang berfungsi untuk menjaga rambur
kulit tidak kering, kantong rambut sebagai tempat tertanamnya akar rambut serta
ujung syaraf yang terdiri dari korpukulus pacini, korpukulus meissners,
korpukulus ruffini, reseptor rasa nyeri dan korpukulus kruse.
5.
Empedu berfungsi untuk
mencerna lemak agar mudah diserap tunuh, membatu daya absorpsi lemak di usus,
mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalm air menjadi
zat yang larut di dalam air.
6.
Mengeluarkan CO2 dan
H2O yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia melalui hidung.
7.
Jumlah air yang
diminum, banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya
seimbang, pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin, yaitu
hormon yang mengatur kadar air dalam darah, iklim/ musim/cuaca serta stimulus
atau saraf.
8.
Air kurang lebih 95%,
urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein, empedu
yang memberikan warna kuning pada urine, garam, zat yang bersifat racun atau
atau berlebihan lainnya
9.
Polistik adalah
penyakit pada ginjal. Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal
yang merusak nefron menghasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran.
Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista,
lubang kecil, dan gelembung- gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan
bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai
akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan
cairan.
10.
Ikan air tawar bersifat
hipertonis terhadap lingkungannya. Oleh karena itu untuk menyeimbangkan jumlah
air yang berada dalam tubuh, ikan tersebut sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine karena jumlah glomerulus pada ikan tersebut banyak
sedangkan,
Ikan
air laut bersifat hipotonis terhadap air laut. Oleh karena itu untuk
menyeimbangkan jumlah air yang berada dalam tubuh, ikan tersebut banyak minum
air dan sedikit mengeluarkan urine karena jumlah glomerulus pada ikan tersebut
sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar