BY YULIANA
PUTRI SARI
2.1 Sistem Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan merupakan proses
mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus,
serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh
organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan
dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam
bentuk yang lebih sederhana.
Sistem pencernaan makanan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem
organ dalam manusia yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur.Sistem
pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari makanan yang
siap diserap tubuh
2.2 Saluran Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran)
dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ
berturut-turut antara lain seperti pada gambar dibawah ini:
Diagram
Sistem Pencernaan
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis
(bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
(kerongkongan)
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus
Diagram
Sistem Pencernaan
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis
(bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
(kerongkongan)
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus
saluran pencernaan terdiri dari:
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak
makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu
dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di
dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :
a) Gigi
Gigi, berfungsi sebagai alat
pencernaan mekanik seperti untuk memotong, mengoyak, dan memecah makanan
menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mempermudah kerja enzim. Berdasarkan fungsi
dan bentuknya gigi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu seri, taring, dan
geraham.
Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi
(korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Bila kita amati gambar
penampang gigi, maka akan tampak bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini:
b) Lidah
Lidah, merupakan jaringan otot yang
memiliki pangkal pada bagian belakang dasar mulut. Lidah tersusun oleh otot
lurik yang diselubungi oleh selaput mukosa. Pada lidah terdapat papilla-papila
(tonjolan-tonjolan) yang merupakan indera pengecap.
Lidah berfungsi untuk membantu mencampur makanan dengan ludah (saliva) saat
dikunyah dan juga mendorong makanan dari rongga mulut untuk masuk ke
kerongkongan (esofagus).
Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di
tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
Rasa asin —–ü> lidah bagian tepi depan
Rasa manis —–ü> lidah bagian ujung
Rasa asam —–ü> lidah bagian samping
Rasa pahit —–ü> lidah bagian belakang / pangkal lidah
.
c) Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah
atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang,
yaitu :
1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut:
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah
dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan.
Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari
akhir rongga mulut hingga lambung. Kerongkongan terdiri dari sepertiga otot
lurik dan duapertiga otot polos. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan
kerongkongan ini disebut gerak peristaltik. Gerak ini terjadi karena otot yang
memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian.
Jadi, gerak peristaltik merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
gambar berikut.
3. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan
kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat
terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah
(pilorus).
Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Di dalam lambung terjadi gerakan
mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak
mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun
pada saat lambung kosong.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:
Makanan umumnya bertahan tiga sampai empat jam di dalam lambung. Makanan
berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi
sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.
4. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus (intestinum) merupakan
tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang
paling panjang. Pada usus halus, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan
yang selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Usus halus pada manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus halus tengah (jejenum), dan usus halus bagian akhir (ileum).
Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Jadi, di dalam
usus halus selain terjadi pencernaan kimiawi dan mekanik juga terjadi
penyerapan sari-sari makanan. Pencernaan makanan dari mulut sampai usus halua
memerlukan waktu ± 4,5 jam. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
5. Usus Besar (Intestinum)
Usus besar merupakan bagian terakhir
dari sistem pencernaan pada manusia. Memiliki panjang kurang lebih satu meter
dan terdiri atas dua bagian, yaitu usus tebal (colon) dan poros usus (rektum).
Sisa-sisa makanan yang sudah diserap sari-sarinya oleh usus halus akan
terdorong masuk ke dalam usus besar.
Di dalam usus besar, air dan garam mineral yang masih terdapat dalam sisa-sisa
makanan ini akan diserap kembali oleh dinding colon. Setelah itu, sisa-sisa
makanan akan ditampung di dalam rektum untuk dibusukkan oleh bakteri pembusuk
yang disebut dengan Escherichia coli. Zat-zat sisa makanan yang sudah menjadi
feses (tinja) ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Perjalanan makanan sampai di usus
besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan
dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus).
Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).
6. Anus
Anus merupakan lubang tempat
pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung
terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot
spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang
menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot
sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong
ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2.3 Gangguan dan Kelainan Penyakit
Pada Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Gangguan sistem pencernaan pada manusia sangat banyak,
menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem pencernaan.
Secara umum, di antara gangguan dan
kelainan penyakit tersebut, terjadi antara lain sebagai berikut:
1) Karies pada Gigi (Dental Caries)
Karies merupakan penumpukan sisa
makanan pada gigi sehingga menyebabkan pembusukan. Ketika sisa-sisa makanan
tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan
asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi. Jika lubang ini telah
mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi
akan terasa sakit.
2) Ulkus Peptikum (Tukak Lambung)
Mag adalah peradangan yang terjadi
pada dinding lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan
lambung terlalu banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu,
penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri Makan
yang teratur dapat mencegah terjadinya mag.
3) Diare
Diare merupakan keluarnya feses
dalam bentuk encer yang disebabkan infeksi pada kolon. Diare dengan feses yang
bercampur darah atau nanah disertai dengan perut mulas karena infeksi bakteri
Shigella atau jenis Protozoa Entamoeba Histolytica yang disebut penyakit
disentri.
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu lunak.
Makanan terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak banyak
diabsorpsi. Diare dapat merupakan gejala tipus, kanker, kolera, atau infeksi.
4) Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi terjadi karena feses
bergerak secara lambat melalui kolon. Feses yang ada sangat banyak dan kering
sehingga sulit buang air besar. Hal ini disebabkan, karena buang air yang tidak
teratur.
Jika pada kasus diare air tidak terserap sempurna, kasus sembelit terjadi
sebaliknya, air justru terlalu banyak terserap. Gerak peristaltik usus halus
yang terlalu lambat juga dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses berada
di dalam usus besar, semakin banyak air yang terserapsehingga feses menjadi
sangat keras dan sukar dikeluarkan. Mengonsumsi makanan yang kaya serat,
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi gangguan ini. Serat
tidak tercerna oleh tubuh kita dan cenderung mampu menyimpan air dibandingkan
jenis makanan yang lain.
5) Batu Empedu
Batu empedu adalah penyakit yang
disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya
endapan di saluran empedu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar