jam gadget animation

A

Jumat, 20 Juni 2014

Membangun Pendidikan Berbasis Masyarakat

Membangun Pendidikan Berbasis Masyarakat


Pendidikan adalah hak setiap warga negera. Pendidikan harus mampu memberikan nilai lebih dalam masyarakat. Jalur pendidikan memang tidak bisa digebuk rata. Setiap kondisi masyarakat tentunya memiliki ciri dan tantangan masing-masing dalam mendapatkan akses pendidikan. Pendidikan sejatinya harus bisa dimaknai sebagai ruang terbuka yang setiap orang berhak mendapatkannya. Salah satu solusi untuk mendapatkan pendidikan adalah dengan diadakannya pendidikan nonformal bagi masyarakat. Inilah kunci bagaimana pendidikan berbasis masyarakat bisa diterapkan dengan menyesuaikan pada kondisi masyarakat setempat.
Pendidikan berbasis masyarakat adalah sebuah proses yang didesain untuk memperkaya kehidupan individual dan  kelompok dengan mengikutsertakan  orang-orang dalam wilayah  geografi,  atau  berbagi mengenai kepentingan umum. Pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan dengan sukarela tempat pembelajaran, tindakan, dan kesempatan refleksi yang ditentukan oleh pribadi, sosial, ekonomi, dan kebutuhan politik mereka. Pendekatan pendidikan berbasis masyarakat adalah salah satu pendekatan yang menganggap masyarakat sebagai agen sekaligus tujuan, melihat pendidikan sebagai proses dan menganggap masyarakat sebagai  fasilitator yang dapat menyebabkan perubahan menjadi lebih baik.
Kondisi Sumber Daya yang dimiliki setiap daerah tidak merata untuk seluruh Indonesia. Untuk itu, pemerintah daerah dapat melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, ilmuwan, pakar kampus maupun pakar yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota sebagai Brain Trust atau Think Thank untuk turut membangun daerahnya, tidak hanya sebagai pengamat, pemerhati, pengecam kebijakan daerah. Sebaliknya, lembaga pendidikan juga harus membuka diri, lebih banyak mendengar opini publik, kinerjanya dan tentang tanggung jawabnya dalam turut serta memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
Ada kunci penting dalam pendidikan berbasis masyarakat ini, yaitu: masyarakat dilibatkan sebagai subjek (pelaku) bukan objek yang hanya menerima sistem pendidikan. Masyarakat diajak bertanggung jawab dalam perencanaan hingga pelaksanaan pendidikan di wilayahnya. Ini menggambarkan bahwa masyarakat lebih tahu apa yang mereka inginkan dan potensi apa saja yang bisa dikembangkan dengan diadakannya fasilitas pendidikan di daerahnya. Dengan demikian, arahnya ada “penyerapan” dari dalam masyarakat bahwa mereka memerlukan pendidikan untuk bisa keluar dari masalah setempat. Proses input dan output dalam masyarakat bisa lebih terarah dengan pola seperti ini. Pendidikan dari masyarakat, oleh masyakat, dan untuk masyarakat mencerminkan bahwa pendidikan bukan menara gading yang tidak bisa “disentuh” oleh sistem sederhana yang ada di masyarakat. Adapun pihak terkait hanyalah sebagai mediator akan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan.

Penyusun:                   Yuliana Putri Sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar